HAK SUAMI ISTRI DALAM ISLAM
Posted 30 April 2009
on:- In: sakinah
- 40 Comments
Salah satu kunci keluarga bahagia yaitu adanya pemahaman dan pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri di dalam bahtera rumah tangga. Diperlukan kerjasama antara suami dan istri dalam membangun keharmonisan rumah tangganya. Tak lupa pula didasari dengan agama, keluarga tersebut akan menjadi sakinah. Seorang suami yang beriman akan mampu menjadi kepala rumah tangga yang baik dan kelak membawa keluarganya menuju syurga. Seorang istri yang sholehah tentunya yang selalu taat pada suaminya serta mampu membawa keluarganya senantiasa dalam kebaikan. Firman Allah swt: “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal (mendapat ketenangan di dalamnya)” (QS. An-Nahl:80)
Suami sebagai pemimpin rumah tangga memiliki hak-hak yang didapatkan dari istri dan anak-anaknya. Istri menghormati suami, dan anak-anak menghormati ayahnya. Beberapa dalil tentang suami sebagai pemimpin rumah tangga antara lain:
Firman Allah swt: “Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka.” (Qs. an-Nisaa’: 34).
Rasulullah saw bersabda: “Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain1niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Dan tidaklah seorang istri dapat menunaikan seluruh hak Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadapnya hingga ia menunaikan seluruh hak suaminya. Sampai-sampai jika suaminya meminta dirinya (mengajaknya jima’) sementara ia sedang berada di atas pelana (yang dipasang di atas unta) maka ia harus memberikannya (tidak boleh menolak).” (HR. Ahmad)
Al-Hushain bin Mihshan rahimahullahu menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Rasulullah saw karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut, Rasulullah saw bertanya kepadanya: “Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad )
Hak-hak suami antara lain:
- Ditaati dalam seluruh perkara kecuali maksiat. Sabda Rasulullah saw: “Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf.” (HR. Bukhari dan Muslim). Istri wajib mentaati perintah suami asalkan itu bukanlah perbuatan maksiat dan melanggar hukum agama Islam. Istri juga wajib menolak perintah suami untuk berbuat maksiat kepada Allah swt, karena apabila ia menaati suaminya berarti ia berbuat dosa sebagaimana suaminya berdosa karena telah memerintahkannya bermaksiat.
Ketaatan istri kepada suami termasuk memenuhi panggilan suami ke tempat tidur dan tidak boleh menolak suami, kecuali sedang dalam keadaan haid. Istri yang menolak ajakan tersebut akan dilaknat oleh malaikat, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Jika seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak untuk datang maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR. Bukhari dan Muslim). - Dimintai izin oleh istri yang hendak keluar rumah. Istri tidak boleh keluar rumah kecuali seizin suami. Hal ini termasuk ketika istri ingin mengunjungi orangtuanya serta kebutuhan lainnya. Istri yang keluar rumah tanpa seizing suaminya cenderung menimbulkan fitnah hingga maksiat kepada Allah swt.
- Istri tidak boleh puasa sunnah kecuali dengan izin suaminya, terutama jika suami sedang berada di rumah seharian. Rasulullah saw bersabda: “Tidak boleh seorang istri puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Suami berhak mendapatkan kesenangan bersama istrinya yang harus segera ditunaikan dan tidak boleh tertunda dikarenakan sang istri sedang puasa sunnah. Oleh sebab itu lah istri bisa berpuasa sunnah hanya atas izin suami.
- Istri tidak boleh mengizinkan seseorang masuk ke rumah suami kecuai dengan izinnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Tidak boleh seorang istri mengizinkan seseorang masuk ke rumah suaminya terkecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim)‘Amr ibnul Ahwash ra meriwayatkan dari Rasulullah saw, sabda beliau:
“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.” (HR. At- dan Ibnu Majah) - Mendapatkan pelayanan dari istrinya.hal ini memang sudah semestinya, sebagai tugas istri di rumah yaitu melayani dan mengurusi segala kebutuhan suami. Seperti yang telah dicontohkan oleh istri sahabat Nabi Muahmmad saw, yaitu Asma’ istri Abi Bakar Ash-Shiddiq ra. Ia mengurusi hewan tunggangan suaminya, memberi makan dan minum kudanya, menjahit dan menambal embernya, serta mengadon tepung untuk membuat kue. Ia yang memikul biji-bijian dari tanah milik suaminya sementara jarak tempat tinggalnya dengan tanah tersebut cukuplah jauh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Disyukuri kebaikan yang diberikannya. Istri harus menysukuri atas setiap pemberian suaminya dan berterima kasih kepadanya.
Islam memandang tinggi dan mulia Terhadap wanita. Oleh karena itu, istri pun juga memiliki hak-hak yang harus ditunaikan oleh suami. Sesuai denga firman Allah swt: “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 228). Seperti suami, istri pun berhak mendapatkan hak-haknya sebagaimana ia juga memenuhi kewajibannya.
Adapun hak-hak istri antara lain:
- Mendapat mahar dari suaminya. Tentunya ketika akad nikah seorang lelaki harus menyerahkan mahar kepada wanita yang dinikahinya. Mahar adalah wajib hukumnya, sebagaiaman firman Allah swt: “Berikanlah mahar kepada wanita-wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.” (QS. An-Nisa`: 4)“…berikanlah kepada mereka (istri-istri kalian) maharnya dengan sempurna sebagai suatu kewajiban.” (QS.An-Nisa`: 24)
Serta sabda Rasulullah saw yang diucapkan ketika seorang sahabatnya ingin menikah namun ia tidak memiliki harta: “Lihatlah apa yang bisa engkau jadikan mahar dalam pernikahanmu, walaupun hanya cincin dari besi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Digauli oleh suaminya dengan patut dan akhlak mulia. Allah swt berfirman: “Bergaullah kalian dengan para istri secara patut. Bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa`: 19)Rasulullah saw pun telah bersabda: “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi)
- Mendapatkan nafkah , pakaian, dan tempat tinggal. Suami wajib memberikan nafkah dam pakaian yang layak bagi istrinya, serta anak-anaknya. Firman Allah swt: “…dan kewajiban bagi seorang ayah untuk memberikan nafkah dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 233)
- Mendapat perlakuan adil, jika suami memiliki lebih dari satu istri. Maka suami yang berpoligami wajib memberikan nafkah dan perlakuan yang sama kepada istri-istrinya. “…maka nikahilah wanita-wanita yang kalian senangi: dua, tiga, atau empat. Namun jika kalian khawatir tidak dapat berbuat adil di antara para istri nantinya maka nikahilah seorang wanita saja atau dengan budak-budak perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat bagi kalian untuk tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa`: 3)Rasulullah bersabda: “Siapa yang memiliki dua istri lalu ia condong (melebihkan secara lahiriah) kepada salah satunya maka ia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan satu sisi tubuhnya miring/lumpuh.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
- Mendapatkan bimbingan dari suaminya agar selalu taat kepada Allah swt, serta terjaga dari api neraka. Bimbingan itu berupa pengajaran/pengetahuan agama. Sebagaimana firman Allah swt: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu….” (QS. At-Tahrim: 6)
(dari berbagai sumber)
40 Tanggapan to "HAK SUAMI ISTRI DALAM ISLAM"
1. seorang suami menjadikan istri sebagai umpan untuk mendapatkan/menggolkan suatu pekerjaan.
(suami minta tolong/merintahkan istrinya untuk melobi suatu pekerjaan “sitempat karaoke hanya berduaan tanpa ditemani suami” maaf pulang sampai pagi)
2. apa hukumnya bila istri tidak melayani suami berhubungan intim (istri tidak haid)
mohon pencerahan
1. tdk blh
2. tergantung, dasarnya tdk blh
trimakasih infonya,, tugas skolahQ jadi bisa kelar
oke
hemmmm
syukron…. ne bisa buat panduan hidupku nanti
ma’lim nikah udah tinggl menghitung minggu
hehehhe
insyaallah aq bisa menjadi istri yg lebih baik lg bt suamiku tercinta. smg kami bs msk surga bersama.amin
Saya sudah pisah ranjang selama 2 bulan. Gara2 pisah karena saya ngutang kepada istri n d bilang saya sllu ngediemin trus ia minta cerai tp saya tdk mau tp dia bersih keras. Padahal saya tdk merasa ngediemin. Saya udah minta maaf tp istri saya berkata” klo mang sayang tlg tinggalkan saya dan jauhi saya jgn lupa nak bawa saya mau kerja” dia mau mengadu kpd KUA untuk cerai. Gmana yg hrs saya lakukan!
Yg 2″ istri saya sudah punya pacar apakah saya berhak menuntut hak2 saya!
klu udah diminta cerai.ya ceraikan aja.dipertahankan pun pasti nggak leluasa.nggak jodoh mungkin.mungkin itu yg terbaikdan pasti ada yg terbaik
bgus bnget tu bgi kluarga
dalam sebuah rumahtangga, yang berhak menceraikan adalah suami, jika masih bisa diperbaiki dulu kr Allah swt membolehkan bercerai namun hal tersebut adalah yang paling dibenci oleh Allah swt, cobalah untuk melalui tahap2 yang dianjurkan agama. jika masih tidak bisa coba ajukan ke KUA, nti dikasi tenggang waktu untuk mencoba kembali.kalo pacar istri, alangkah lebih baik diklarifikasi kebenarannya.sabar,ikhtiar, tawakkal serta ttp pada hukum Allah swt
thx vry much…dh bgi2 info bwt kmi yg br j menapaki kehidupan rmh tangga,hmba mhn smg Allah snantiasa mencurahkn ksh syg-Nya shg mnjdkn kmi kluarga yg sakinah mawaddah warahmah…amin
mencari – cari hal/ dasar yang dapat menunjukan tindakan suamiku salah…q belum menemukan.. tapi yang membenarkannya pun tak ada… mungkin aq harus lebih bersabar lagi……
wes males NO COMMENT
Ijin untuk mengkopy,jazakallohu khoiron
alhamdulillah…artikel ini sangat berguna wat bekal saya nanti dalam menjalankan kepemimpinan saya sebagai kepala rumah tangga..
semoga Allah memberkahi..amin
Baguss sekali artikel ini..
suami ingin menggauli istri tapi si istri sudah tidur pulas dan dia menolaknya apa hukumnya?
tolong penjelasannya.
Bapak ibu .. Mhon Jwban’y dr sumber terpercya,, logika hnyalah pkiran yng trglong sederhana,, apa lg mnusia jman sekrang IQ ny mngkin sngatlah trbtas,,
1. Berapakah Hak Istri dr Suaminya Dlam nafkah Lahir ,, Di perhtungkan dlm nilai Rupiah ,, Klau beras Dlam Nilai Kg… sya Minta Perhari Saja,,, BERAPA ,,, ??… Thank
Istri jaman skrng taunya duit doank,,,kebanyakan sih…
bapak ibu mohon bantuan solusinya… bagaimana jika suami tidak memberi nafkah istri, tp dia sering memberikan materi untuk keluarganya sendiri. semntara sang istri yang sudah membantu mencari uang untuk menghidupi rumahtangganya. Istrinya tidak pernah diberikan materi apapun dari hasil jerih payah suami… berhak kah sang istri marah pada suaminya…
Izin copas gan, buat ilmu duniawi..
Istri sholehah is the best
istri minta cerai tapi suami tidak memberikanya cerai,karena sang istri ga mau digauli hukum?
Bagaimana kalau seorang istri meminta untuk di pergauli , itu hukam y gman ??
Bukan suami yg meminta tpi istri
persiapan untuk nantinya berkeluarga nih 🙂
Saya seorang suami mau tanya,,
Saya menikah kurang lebih 2 bulan.sebelumnya saya bercerita sama dia soal penghasilan dan tentang diri saya yang sesungguhnya,terus saya bertanya apakah kamu mau menikah dengan saya,dia jawab mau,tapi setelah menikah dia baru bilang dia tidak mencintai saya sehingga dia tidak mau melaksanakan kewajibannya baik dikamar maupun sambutan dalam sehari hari.dia terima nafkah dari saya tapi tidak mau memakainya.katanya dia butuh waktu,,apa maksud dari itu semua,,.terus apa yang harus saya lakukan…tolong beri jawaban…
Terimah kasih atas semuanya.
Assalammualaikum.sy ingin brtnya apa hukum ny jika seorang suami membiarkan istri sah nya bekerja di dunia malam sprt pub dan discotik.krna alasan ekonomi dan tidak ada larangan keras darinya untuk melarang sang istri bekerja di dunia sprt itu.
wassalam
Bagaimana dengan ada pendapat yg blg bahwa jika suami tidak dpt atau belum dpt memberikan hak-hak istri maka si istri tidak perlu melaksanakan kewajibannya kpd suami? Ada yg bisa kasih dalil-dalilnya?
saya ingin bertanya. apa bila seorang suami mengajak istriny berhubungan sama teman mya. dan berhubungan sekali bertiga. apa hukum bagi mereka.
gimana jawaban pak atau umi
kalau hak istri pekerja bagaimana ?? sedangkan sang suami tidak berkerja..
hak istrikan seharus dapat nafkah dari suami bukan istri yg menafkasi suami..dan suami dlm keadaan sehat wal’afiat..
karena suami sering membohongi istri..dan suami minta uang sama istri menolak apa itu boleh ??
saya rasa hak istri sudah tidak ada lagi disni karena istri yg menafsi suami yg seharusnya suami menafkahi istri..
Apakah boleh memberikan hadiah berupa pakaian atau hal lainnya kepada istri?
1 | iinwinardi
24 Oktober 2009 pada 21:41
bagaimana hukumnya seorang istri yang tidak melayani suami dengan baik
q
3 November 2009 pada 13:34
ga tau
niniek
13 November 2009 pada 11:29
perbanyak baca buku2 islam
ok?..disana banyak jawabannya.
NONADWII
20 Juni 2011 pada 08:02
ingsya alloh d murkai oleh ALLOH S.W.T /./././././.
Akbar
4 Oktober 2011 pada 10:11
Dalam hal ini pelayanan isteri kpd suami sangat banyak yang harus ditaati oleh isteri tp, suami jg harus mengerti tentang kondisi terhadap isterinya untuk melakukan sesuatu misalnya sakit dan sebagainya. bilamana seorang isteri tdk patut kpd suami dalam kondisi ia mampu maka dia berdosa dan suami bisa menceraikan nya.
Abi Pisan
10 Juli 2012 pada 13:28
Istri bukan di jadikan sebagai abid bg suaminya… dan Suami tdk mempunyai hak sepenuhnya dalam memerintahkan sesuatu pd sang istri